Pemerintah tengah memastikan stok beras mencapai 2,2 juta ton hingga akhir tahun, demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto.
Target tersebut didasarkan pada antisipasi badai El Nino, “Kita melihat adanya El Nino di Indonesia belum seekstrem negara lain. Namun, menyikapinya, pemerintah tentu mempersiapkan stok pangan. Bulog akan melakukan langkah pembelian beras. Diharapkan, kita akan mempunyai stok beras 2,2 juta ton hingga akhir tahun. Demikian juga dengan komoditas lain,” kata Airlangga dalam acara Investor Daily Round Table, di Jakarta, Selasa (8/8/2023) malam.
Airlangga menuturkan, produksi beras mayoritas panen pada Maret hingga Mei. Sehingga, jumlah produksi akan lebih rendah dari jumlah konsumsi.
“Jumlah konsumsi kita itu 2,5 juta ton beras per bulan, jumlah produksi kita di bulan Agustus-September itu 2,4 juta ton. Nah pada saat puncak di bulan Maret, itu bisa sampai 5 juta ton. Secara keseluruhan tentunya diperkirakan sampai akhir tahun kita bisa surplus sampai 2,73 juta ton. Gabah kering angkanya bagus Rp 5.500,” jelas Airlangga.
Guna melindungi stok pangan, pemerintah memutuskan untuk mengamankan beras. Namun, Airlangga optimistis inflasi masih terkendali.
“Dari segi inflasi relatif terkendali, namun segi nilai tukar ya baik. Tentu kita menjaga stok beras agar aman,” ungkap Airlangga.
Berjalan searah, tambah Airlangga, Kementerian Pertanian juga tengah menyiapkan upaya khusus untuk meningkatkan produksi pangan.
“Kementerian pertanian juga akan mendorong food estate di beberapa wilayah dan melakukan penanaman benih-benih yang tahan cuaca,” ujar Airlangga.
BACA JUGA : GOLKAR dan PAN Resmi Umumkan Dukungan kepada Prabowo sebagai Capres di PILPRES 2024