Berita

KAI Diminta tidak buru-buru Impor KRL dari China

17

Langkah KAI Commuter dalam pemenuhan armada dengan melakukan impor KRL dari China mendapatkan perhatian serius dari Komisi VI DPR-RI. KAI pun diminta untuk tidak buru-buru untuk melakukan impor KRL dari China.

Dikabarkan KAI Commuter telah melakukan penandatangan kontrak kerja sama dengan CRRC Sifang Co., Ltd pada 31 Januari 2024. Penandatangan kontrak ini bertujuan untuk Pengadaan Sarana Kereta Rel Listrik (KRL) baru, sebagai langkah mereka dalam pemenuhan armada yang dibutuhkan.

Direktur Utama Asdo Artriviyanto, menyampaikan bahwa pada Kontrak Pengadaan Sarana KRL Baru ini, KAI Commuter membeli 3 (tiga) rangkaian KRL baru dengan tipe KCI-SFC120-V.

“Pengadaan sarana KRL baru ini merupakan pemenuhan atas jumlah sarana KRL sesuai dengan kebutuhan pelayanan pengguna Commuter Line Jabodetabek tahun 2024 -2025 yang sudah mencapai hampir 1 juta pengguna per harinya,” ujar Asdo.

Pembelian KRL baru oleh pihak KAI Commuter dengan mengimpor dari China, mendapatkan tanggapan dari Komisi VI DPR-RI.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengatakan belum mendapatkan informasi detail terkait impor KRL dari KAI. Untuk itu, pihaknya nanti berencana memanggil KAI untuk menjelaskan kajian hingga alasan impor KRL dari China tersebut.

“Nanti akan kita panggil, jangan sampai ini menimbulkan perdebatan baru yang kemarin sudah terjadi,” ungkap Sarmuji kepada Parlementaria, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

KAI agar tidak terburu-buru dalam melakukan impor kereta. Andaikan terpaksa karena kebutuhan mendesak, ia berharap KAI menjelaskan terlebih dahulu kepada Komisi VI tentang kajian yang jelas dan alasan dilakukannya impor.

“Harus dilakukan secara transparan agar publik juga mengetahui mengapa memilih impor terutama impor dari negara China. Karena sebelumnya juga ada pembicaraan waktu itu impornya dari Jepang kemudian beralih ke China. Tentu kita akan meminta alasan pembelian melalui impor dan mengapa impornya dari China,” jelasnya.

Ia pun berharap nantinya KAI dapat memprioritaskan produksi dari dalam negeri terlebih dahulu. Sehingga, industri kereta api dalam negeri dapat ikut merasakan manfaat dari tumbuhnya moda transportasi kereta api.

“Kita ingin memprioritaskan produksi dalam negeri supaya BUMN yang bisa memproduksi gerbong kereta api itu juga bisa mendapatkan manfaat dari tumbuhnya transportasi terutama modal kereta api,” harapnya.

Berita

Meskipun persaingan bisnis AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) di tanah air semakin menjamur, namun AMDK dengan Merk Q-QUA tetap optimis masuk ke dalam persaingan di pasar retail.

Exit mobile version